Sabtu, 06 Agustus 2016

Public Summary



PUBLIC SUMMARY

A.       Sekilas Tentang KBM KTI
Koperasi Serba Usaha Bromo Mandiri KTI (KBM KTI) adalah organisasi yang dibentuk petani di Kecamatan Wonomerto,Sukapura,Lumbang,Sumber, dan Kuripan, Kab. Probolinggo dengan difasilitasi oleh PT.Kutai Timber Indonesia Probolinggo yang bertujuan membangun hutan rakyat lestari dan bersertifikat FSC. Berdiri tanggal 30 Desember 2015 dengan Nomor Badan Hukum 518/BH/XVI.22/556/426.110/2015 bertempat di Jl.Raya Bromo Desa Ngepung, Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Tujuan sertifikasi hutan rakyat adalah mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari secara produksi, ekonomi, dan sosial.

Proses Sertifikasi Hutan Lestari FSC
KSU Bromo Mandiri KTI (KBM KTI) sudah melakukan proses PRA – Assesment untuk seritifikasi FSC pertanggal 26 Oktober 2015 – 30 Oktober 2015
B.       Anggota, Lahan, dan Areal Kerja
Luas areal kerja sampai tahun 2015 adalah 206,67 hektar, sebanyak 555 lahan dan 413 orang anggota. Areal tersebar di 5 Kecamatan dan 20 Desa, yaitu Kecamatan Wonomerto (Pohsangit Tengah, Tunggek Cerme), Sukapura (Ngepung,Pakel,Sukapura ,Sapikerep) ,Lumbang (Branggah,Lambangkuning, Negororejo,Palangbesi, Sapih),Sumber (Cepoko,Rambaan,Sumber,Tukul), dan Kuripan ( Jatisari, Karangrejo,Kedawung, Resongo ,wonoasri). Luas konservasi KSU Bromo Mandiri Kti adalah 10,08 % dari luas areal total pengelolaan atau sekitar 20,84 hektar yang terdiri dari areal lindung 10,46 ha atau 5,06 % dan areal konservasi 10,41 Ha atau 5,03 %. Lahan anggota dibagi menjadi 10 kelompok, dan dibawah pengawasan 8 Koordinator wilayah.
C.       Deskripsi Areal Kerja dan Sosial Budaya
Ketinggian di area kerja KSU Bromo Mandiri KTI yaitu cukup bervariasi dari 87 s.d 1400 mdpl. Pada ketinggian ini sangat cocok untuk bercocok tanam jenis sayuran, buah-buahan, perkebunan, dan beberapa jenis kayu. Dengan kemiringan lahan secara umum di Kecamatan Sukapura, Lumbang, Kuripan, Sumber dan Wonomerto adalah lahan datar dan miring dengan slope  berkisar < 20 % (Datar ) - >20% (Miring/Curam)
Kondisi sosial masyarakat Kecamatan Wonomerto,Sukapura,Lumbang,Sumber dan kuripan adalah masyarakat yang mata pencaharaiannya rata-rata petani . tingkat pendidikan anggota yang relatif rendah. Bahasa sehari-hari yang dipakai adalah bahasa Madura dan Jawa .
Masyarakat Wonomerto,Sukapura, Lumbang, Sumber dan Kuripan menggunakan lahan milik untuk menanam tanaman jenis kayu produksi, palawija, buah-buahan, kopi,rumput gajah dsb. Ketersediaan air di 5 kecamatan tersebut cukup melimpah, digunakan untuk pengairan dan kebutuhan rumah tangga. Sistem pengairan untuk rumah tangga dilakukan secara swadaya masyarakat dengan membuat saluran air dari sumber mata air terdekat.
D.      Sistem Silvikultur
Jenis tanaman produksi yang dipilih adalah sengon (Paraserianthes falcataria). Jenis pengaya yaitu jabon (Anthocephlus cadamba), balsa (Ochroma sp.) Gmelina (Gmelina arborea) . Tanaman tepi digunakan jabon, tanaman teras digunakan Gliricidae,indigovera dan rumput gajah, tanaman untuk di sempadan sungai digunakan bambu, Cengkeh, durian, dan jenis Multi Purpose Trees Spesies (MPTS). Sistem penanaman tumpang sari dengan menggunakan tanaman pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat  dengan jarak tanam 3x3m dan 6x2 m.
E.       Pengaturan  Hasil
Dengan jumlah pohon 1100/hektar pada saat tanam dengan ada penjarangan 550/hektar dengan berbagai jenis tanaman .  untuk tanaman past drowing seperti sengon jumlahnya 400/hektar di akhir daur, riap 0.08 m3/th, dan daur 5 tahun akan diperoleh potensi per-hektar 0.08 x 5 x 400 = 160 m3/ha. Sedangkan untuk tanaman balsa jumlahnya 100/hektar di akhir daur, riap 0.08 m3/th, dan daur 5 tahun akan diperoleh potensi per-hektar 0.08 x 5 x 50 = 20 m3/ha sedangka untuk tanaman yang pertumbuhan lama seperti jabon dan gmelina jumlah 100/hektar di akhir daur, riap 0,05 m3/th dan daur 10 tahun akan di peroleh potensi perhektar 0,05 x 10 x100 = 50 m3/ha.  Etat volume total produksi dari hasil inventarisasi untuk rotasi pertahun dapat dilihat pada tabel berikut :

Thn
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
JTT (m3)
854,67
3.278,13
5.718,13
7.248,42
7456,19
7453,25
7454,46
7455
7455,6
7456,59
Keterangan : JTT ;Jatah Tebang Tahunan
F.       Konservasi Sumber Daya Hutan
Untuk menjaga kelestarian lingkungan, KBM KTI membuat program tanaman tepi, tanaman teras, dan tanaman lindung. Tanaman tepi ditanam pada tepi lahan (jenis jabon,Balsa), tanaman teras ditanam pada teras/galeng (jenis gliricidae ,indigovera dan rumput gajah), tanaman lindung ditanam pada areal sempadan sungai , areal curam (jenis bambu, Cengkeh, dan Jenis MPTS).
Pengelolaan areal konservasi dan lindung
Sasaran konservasi yang menjadi prioritas adalah (a) pengawetan tanah dan air, (b) menambah biodiversitas, (c) sebagai habitat bagi satwa. Untuk mencapai sasaran tersebut, direncanakan beberapa program, yaitu:
·         Penanaman tanaman tepi (border trees). Jenis tanaman tepi dipilih jenis kayu berdaur panjang minimal 15 tahun (jabon dan balsa) yang berfungsi pengawetan tanah, batas lahan, habitat satwa khususnya burung, dan manfaat ekonomi lainnya
·         Penanaman tanaman teras dengan Gliricidae,indigovera dan rumput gajah dengan tujuan mencegah erosi/longsor pada teras yang rawan longsor dan untuk pakan ternak sehingga menjamin ketersediaan pakan ternak bagi anggota sepanjang musim.
·         Sistem silvikultur tebang pilih untuk areal miring.
·         Sosialisasi kepada anggota tentang kelestarian lingkungan dan hewan yang dilindungi. 
·         Memasang plang-plang bertema konservasi, misal larangan berburu, dilarang menebang tanaman konservasi, dsb.
G.       Monitoring Sosial Budaya
Dalam pengelolaan hutan lestari diperlukan pengelolaan dampak sosial budaya terlebih dalam konteks hutan rakyat yang dinamis.  Pelaksanaan monitoring dan evaluasi mengikuti prosedur yang telah dibuat. Sejauh ini hasil monitoring menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat cukup terbantu dengan adanya KBM KTI, misalnya anggota mendapat pengetahuan mengenai penebangan, penanaman, dll.
Selain itu dapat meningkatkan ekonomi karena mendapat tambahan pendapatan dan lapangan pekerjaan dari kegiatan yang dilakukan KBM KTI.
H.      Organisasi dan Pemberdayaan Kelompok
Kelompok mengadakan system administrasi sederhana dan program kerja yang mengacu dari program KBM KTI. Pertemuan kelompok bersifat informal dan formal. Sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan informasi dilapang, meliputi pelatihan pengenalan stándar dan prinsip FSC, penanaman, penjarangan, penebangan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, bahan berbahaya dan beracun (B3) ,areal lindung dan HCV, K3 dan penanganan penyakit endemik, kebakaran hutan, dan resolusi konflik. Diharapkan kelompok mendapatkan pengetahuan  menjadi organisasi terkecil yang mandiri dalam Unit Manajemen.
I.         Pembiayaan dan Pendapatan
KBM KTI menjalin kerjasama dengan PT.Kutai Timber Indonesia sebagai pihak pendonor sekaligus pembeli dari hasil produksi KBM KTI, khususnya kayu (log). Sumber penerimaan KBM KTI selama proses sertifikasi dan proses menuju kemandirian adalah dari PT.Kutai Timber Indonesia. Harga log yang sudah bersertifikat memiliki harga lebih mahal daripada harga pasaran dengan metode pengukuran volume ukur ujung.    
J.          Rencana Penilaian dan ekspansi anggota baru
Rencana Main asesment akan dilaksanakan pada awal bulan Agustus 2016 yang dilakukan oleh tim dari Woodmark dan PT. Mutu Agung Lestari.


                                                                                                

Tidak ada komentar: